Selasa, 10 November 2015

Cara Budidaya KELENGKENG Agar Cepat Berbuah Lebat dan Menguntungkan Bagi Petani (Cangkok Batang)


Cara Budidaya Kelengkeng dengan cara Cangkok Batang
Membudidayakan tanaman kelengkeng dengan cara cangkok batang adalah cara terbaik untuk mendapatkan buah kelengkeng yang cepat berbuah lebat dan menguntungkan bagi petani. Bukan tanpa alasan para petani memilih cara ini, sebab dengan cara cangkok batang, maka akan dijamin tanaman kelengkeng akan cepat berbuah, memiliki buah yang sangat banyak dan mampu dipanen secara terus-menerus sepanjang musim. Agar produksi panen buah kelengkeng melimpah ruah, maka langkah penanaman dan perawatan tanaman menjadi kunci utama untuk meraih keberhasilan dalam menanam kelengkeng ini.


Copyright by blog.daleysfruit.com.au

Ada beberapa kiat dalam budidaya kelengkeng dengan cara cangkok agar berbuah lebat dan menguntungkan, diantaranya yaitu:

(1). Pemilihan bibit cangkok batang kelengkeng unggulan, 
(2). Pengolahan lahan tanam kelengkeng yang benar, 
(3). Cara Penanaman batang cangkok kelengkeng secara terencana, 
(4). Perawatan dasar tanaman kelengkeng, 
(5). Kegiatan panen serta pemasaran hasil panen di pasaran.

1. Pemilihan Bibit Cangkok Batang Kelengkeng Unggulan

Bibit cangkok batang tanaman kelengkeng unggul ini dapat diperoleh melalui proses mencangkok di kebun kelengkeng sendiri atau jika tidak memungkinkan maka anda dapat langsung membeli bibit cangkokan ini kepada penjual bibit di kios khusus tanaman, atau melalui agen petani kelengkeng profesional yang telah terbukti sukses di daerahnya. Bibit cangkokan kelengkeng diambil dari batang indukan produktif dan berdasarkan riwayat hidupnya telah menghasilkan buah yang sangat banyak di sepanjang musimnya. Pastikan juga bahwa batang tanaman kelengkeng yang akan dicangkok harus berasal dari tanaman induk setidaknya yang telah berumur 1 - 1,5 tahun.

Bibit cangkok tanaman kelengkeng sebaiknya tidak mengalami cacat fisik pada bagian organ tanamannya, tidak mengalami luka memar, atau adanya aktivitas mikroorganisme yang tampak . Daun pada tanaman kelengkeng hasil cangkokan harus banyak (minimal terdiri dari 20 - 50 lebih daun dengan berwarna hijau tua/muda), batang harus kuat dan tidak muncul ciri penyakit yang menyerang pada organ tanaman yang dicangkok tersebut. Apabila syarat tersebut telah terpenuhi mari ikuti prosedur berikutnya.

2. Pengolahan Lahan dan Cara Menanam Kelengkeng Hasil Cangkok Batang

Pengolahan lahan tanam kelengkeng meliputi pencangkulan secara manual pada areal lahan baik di perkebunan atau pun di pekarangan rumah. Langkah pertama adalah membuat lubang tanam berbentuk persegi (bujur sangkar) pada salah satu lahan yang dipilih dengan ukuran panjang x lebar x tinggi berturut-turut yakni 100 x 100 x 40 cm, dengan jarak tanam 2-3 meter (disesuaikan dengan kebutuhan lahan yang ada). Selanjutnya bagian dalam lubang tanam yang telah digali tanahnya ditambahkan pupuk kandang dari kotoran hewan ternak sebanyak 2 kg untuk masing-masing lubang tanam, lalu bibit cangkokan dilepas dari wadah/pot polybag, dan segeralah ditanam langsung hasil cangkokan kelengkeng tersebut pada lubang tanam yang telah disediakan.

Setelah bibit cangkok kelengkeng ditanam, kemudian padatkanlah tanah di sekitar bibit, lalu siram tanaman kelengkeng dengan air bersih tiap pagi dan sore harinya. Jangan lupa juga beri tanaman cangkokan tersebut penyangga dari tanaman hidup seperti pohon asam atau trembesi (apabila tidak ada dapat menggunakan tiang penyangga dari bambu yang dipotong-potong) dan ditegakkan di sekitar tanaman, selanjutnya batang tanaman cangkokan diikat pada tiang penyangga supaya tanaman tidak mudah roboh. Pastikan pula penanaman dilakukan di area yang memiliki ketercukupan cahaya  matahari sepanjang hari supaya proses fotosintesis tanaman kelengkeng berjalan optimal serta mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman ke arah yang jauh lebih baik.

3. Perawatan Dasar Tanaman Kelengkeng Hasil Cangkok Batang

Perawatan tanaman kelengkeng meliputi beberapa kiat agar apa yang diharapkan petani terkait dari hasil panen terwujud. Perawatan tanaman kelengkeng meliputi beberapa tahap diantaranya sebagai berikut:

Penyiangan tanaman kelengkeng, bertujuan untuk memastikan bahwa tanaman kelengkeng  terbebas dari adanya aktivitas pertumbuhan rumput liar yang terlalu banyak (gulma parasit). Apabila ada gulma di area sekitar tanaman kelengkeng, maka sebaiknya segera dikoret atau dicabut sampai pada akarnya supaya tidak tumbuh lagi. Jika gulma yang tumbuh di sekitar tanaman sangat banyak tentu akan terjadi perebutan nutrisi (unsur hara) di dalam tanah, akibatnya pertumbuhan kelengkeng hasil cangkokan semakin terhambat, dan ujung-ujungnya perlahan organ tanaman misalnya batang akan kurus, daun akan mengalami nekrosis (ditandai dengan daun berwarna kuning pucat, daun mudah rontok, kemudian lama-kelamaan akan mati):

Penggemburan lahan tanam/pembubunan, yakni dengan cara mencangkul perlahan dan tidak terlalu dalam di areal tanah penanaman supaya tanah yang sudah padat kembali gembur agar ketika terjadi hujan atau waktu disiram, air akan mudah meresap ke dalam akar tanaman, sehingga mempengaruhi proses pembentukan bunga, daun, batang, serta buah kelengkeng; Pembubunan lahan tanam dilakukan pada usia 2,5 - 4 bulan, terhitung sejak usia tanam awal;

Pemangkasan/perempelan: Perampelan bertujuan untuk membentuk kanopi serta meningkatkan produktivitas buah kelengkeng agar cepat berbuah lebat dan menguntungkan. Perampelan dilakukan saat usia tanaman menginjak umur sekitar 3-4 bulan dengan cara mengambil 4-6 tunas saja, selebihnya dapat dipangkas. 4-6 tunas yang sudah dipilih kemudian dipelihara sampai umur tanaman mencapai usia 1 tahun. Apabila usia 1 tahun terdapat tunas-tunas baru di area ketiak batangnya, maka dapat dipotong dengan meninggalkan 3-4 tunas saja. Pemangkasan selanjutnya dilakukan tiap 1 tahun sekali dan caranya sama seperti pemangkasan kedua;

Peningkatan kualitas dan kuantitas buah kelengkeng: dapat ditempuh dengan pemberian hormon Giberelin untuk merangsang proses pembungaan dan pembentukan buah yang komplit. Penggunaan hormon giberelin dengan dosis cukup justru akan membantu peningkatan produksi buah menjadi 2 kali lebih banyak daripada tanpa penambahan hormon tersebut. Penggunaan hormon Giberelin harus mengikuti dosis yang tepat dan disesuaikan dengan umur tanaman kelengkeng, yakni idealnya diberikan penyemprotan hormon giberelin pada saat tanaman sudah menandakan ciri-ciri terjadinya pembungaan pada tiap tanaman;

Pemupukan tanaman kelengkeng: pohon kelengkeng yang telah dewasa akan menunjukkan ciri  pertumbuhan primernya seperti daun menjadi banyak, adanya proses pembungaan dan munculnya buah bertandan-tandan, batang nampak kokoh dan terkadang merunduk ke lantai tanah. Pemupukan penting dilakukan tiap 2 bulan sekali selama 1 tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya supaya tanaman tetap terpelihara secara baik, dan pada akhirnya proses pembuahan kelengkeng hasil cangkok batang semakin dinikmati dalam jangka waktu cukup lama. Pemupukan dilakukan dengan menambahkan pupuk organik (pupuk kandang/kompos) ke bagian tanaman dengan cara disebarkan di area pusat tumbuh tanaman (1 tanaman = 2,5 kg pupuk kandang). Sementara itu, lakukan juga pemupukan anorganik susulan secara berseling dengan pupuk kandang tiap 2 bulan sekali, yakni dengan menggunakan pupuk Urea, KCl, TSP. Cara pemberian pupuk anorganik yaitu dengan terlebih dahulu membuat lubang larikan secara melingkar di area pusat tanaman, lalu masukan pupuk anorganik di dalam lubang larikan, kemudian larikan ditutup dengan tanah hasil galian larikan. Utamakan keselamatan tanaman saat pemberian pupuk anorganik yakni jangan terlalu dekat dengan akar tanaman (minimal jarak 30-35 cm) agar akar tanaman tidak mudah rusak/mati. Pemberian kedua jenis pupuk ini jika dilaksanakan secara teratur dan terjadwal akan semakin memperbagus produktivitas hasil pertanian, termasuk membuat tanaman kelengkeng cepat berbuah lebat dan menguntungkan bagi petani.

4. Kegiatan Panen dan Pemasaran Buah Kelengkeng

Sebaiknya kegiatan panen buah kelengkeng dilakukan secara berjenjang (bertahap sesuai dengan tingkat kematangan buahnya), sebab dalam satu pohon buah tidak masak secara bersamaan. Pemanenan buah kelengkeng yang telah matang dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan. Pada pemanenan awal, biasanya buah hasil cangkokan kelengkeng tidak terlalu banyak, kisaran 20-50 buah pertanaman, namun menginjak panen pada musim berikutnya akan terus bertambah bahkan menjadi dua kali lipatnya, dan seterusnya. Panen awal buah kelengkeng umumnya terjadi pada saat tanaman berumur 1 tahun dengan buah yang lumayan banyak.

Baca juga:
Cara pemanenan buah kelengkeng yakni dengan memetik buah yang sudah tua atau buah yang sudah matang di pohonnya langsung, lalu buah dimasukan ke dalam keranjang buah yang terbuat dari anyaman bilah bambu. Buah yang telah terkumpul dibersihkan menggunakan air bersih, lalu dikeringkan. Setelah itu, buah disortir (dipilih-pilih) berdasarkan kriteria buah yang baik dan buruk. Hanya buah yang baik dan berukuran ideal yang akan diperjualbelikan, sementara itu untuk buah yang buruk, rusak dari tandan buahnya dan tidak sesuai dengan kriteria penjualan dapat dimanfaatkan sendiri untuk dikonsumsi sendiri.

Di supermarket, buah kelengkeng banyak diperjualbelikan dengan harga yang variatif yakni dengan harga kiloan atau perpaket buah. Harga kelengkeng perkilogramnya bervariasi untuk setiap wilayah di negara Indonesia. Misalnya, di Provinsi Lampung, terutama di Kota Bandar Lampung, harga buah kelengkeng kualitas unggul besar perkilogramnya dijatuhkan kisaran harga Rp. 20.000,00,- hingga Rp.30.000,00,-. Tentu apabila budidaya tanaman kelengkeng ini dilakukan secara ulet maka tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan produksi panen kelengkeng yang potensial serta memperoleh hasil panen memadai dan menguntungkan bagi petani.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar